Friday, January 19, 2018

Pendekatan Pemilih Dalam Pemilu

Ada tiga pendekatan orang menentukan pilihan pada pemilu seperti pada Pilbup/Pilwalkot atau Pilgub seperti tahun 2018 sekarang. Pertama pendekatan sosiologis (madhab colombia); pemilih memilih karena kesamaan sosiologisnya seperi kesamaan suku, ras, etnisitas, kedaerahan, agama, segmentasi umur, status sosial.

Kedua pendekatan ekonomi (rational choice); pemilih bertindak rasional dengan memilih  kandidat yang dianggap mendatangkan keuntungan sebesar-besarnya atau menekan kerugian sekecil-kecilnya. Terutama pada keluarga yang tidak merasakan dampak perubahan pendapatan secara ekonomi, maka mereka akan berlaku transaksional. Karena setiap terjadi pergantian pemimpin di daerahnya, kehidupan ekonomi keluarganya tetap tidak lebih baik.

Ketiga pendekatan sosio-psikologis (madhab michigan); pemilih pada segmen ini secara daya sosial-ekonomi lebih baik dan belum tentu berpartisipasi dalam pemilu karena tidak tertarik atau tidak punya ikatan psikologis dengan kandidat atau partai. Mereka bisa menentukan pilihan politiknya sendiri dengan identifikasi psikologis: 1. Identifikasi kepartaian, 2. Orientasi kandidat, dan 3. Orientasi isu kampanye. Dan pendekatan ini berlaku pada mereka yang berpendidikan formal cukup tinggi, peekonomian yang berada di middle class, yang jika tidak memilih pun mereka merasa tidak berpengaruh pada kehidupannya.

Tinggal sekarang bagaimana tim sukses mampu memetakan segmentasi dan perilaku pemilih antara perkotaan dan perdesaan dengan memanfaatkan sumber daya politik yang memadai agar strategi pemenangan efektif. Jika tidak memahami segmentasi dan perilaku pemilih maka patut diragukan sasaran kampanye atau isu yang ditawarkan tidak akan mendapat respon yang positip.

Ketiga pendekatan tersebut tidak akan sama antar daerah bahkan dalam satu daerah pum bisa berbeda penerapannya. Kembali pada sumber daya politik yang digunakan oleh kandidat pasangan calon. Sumber daya politik yang dimiliki berperan dalam menentukan penerapan pendekatan tadi, karena ketiga pendekatan tersebut perlu dijewantahkan dalam format dan pembacaan isu yang terjadi dilapangan.

Faktor mesin politik partai yang mapan dalam memahami instruksi dan koordinasi ditambah jaringan relawan yang kuat akan saling melengkapi dan memback up pada penguatan kampanye di para voter.

Terima kasih.
Subang, 19 Januari 2018

No comments:

Post a Comment

Buku Pendidikan Kewarganegaraan

Buku Pendidikan Kewarganegaraan ini merupakan cetakan pertama tahun 2016. Diterbitkan oleh Kementerian Riset, Teknologi dan dan Pendidikan T...